Reuni “Ponggawa” Radio OZ, “Ajojing” Musik Disko
JINGKRAK ajojing ditingkahi musik disko, mewarnai kemeriahan reuni “ponggawa” Radio OZ Bandung, malam Minggu kemarin.
Suasana nostalgia sekira empat dekade silam, bertajuk “Kongkow2 Ozzer“. Berkumpul kembali para awak radio yang pernah populer dengan _call_ sebagai “Station Panutan” pada rentang 1980 – 1990an. Bahkan lintas generasi. “Sungguh, saya terharu,” kata Gandjar Suwargani (75 tahun). Tampak mata berbinar. Kang Ganjar dikenal telaten melola Radio OZ, sejak on air 25 Desember 1971.
Acara Radio OZ diinisiasi para eks penyiar yang pada masanya populer dengan sebutan “ponggawa”. Mendadak tumplek, saling mengayuh kembali nostalgia masa silam.
Malam sosonoan (temu kembali) itu digarap Inong dkk. Pada masanya, Inong dikenal piawai dalam setiap pentas musik yang digelar Radio OZ. Tampak hadir sejumlah mantan “ponggawa” dan senior Radio OZ. Di antaranya Deddy Gohun, Asman Osman, Iszur Muchtar, Yudi Muklaz, Mira, Nino Hanafie, Indra Bigwanto, dll.

Arena dalam di kafe Roemah Kentang, Bandung — berubah jadi lantai ajojing. Menostalgia era musik dan lagu disko yang marak hadirnya klub hiburan diskotik pada rentang 1980 – 1990an. Dipandu disc jockey, Wahyu (Fame Station), meluncur deras sederet lagu lawas berirama disko. Di antaranya _Dancing Queen_ (Abba) yang rilis 1975 dan “New York – Rio – Tokyo” (Trio Rio/1986).
Radio OZ pada era itu menjadi pelopor radio kawula muda. Dikenal pula lewat berbagai kegiatan off air yang mengangkat popularitasnya. Sebutlah “Opegmi Rally”, saat era teknologi komunikasi gelombang masyarakat (serupa pesawat 2-Meteran). Puncaknya OZ Jabar Rally 1982 yang menasional, di antara peserta adalah Tommy Soeharto.
Penulis menyaksikan perjalanan sukses Radio OZ. Tak jarang diundang mengisi obrolan on air jelang tengah malam. Saat jumlah penyiar masih hitungan jari di stasion radio (paviliun) Jl. Geusan Ulun 11A, Dago, Bandung. Bahkan berlanjut ke lokasi baru Jl. Setrasari II/14 Bandung Utara, hingga kini.
Radio OZ menjadi bagian dari sejarah pelopor gelombang FM — era sistem audio stereo di Bandung. Sebelumnya radio swasta melulu di jalur AM (modulasi amplitudo). Era FM yang membuat geliatnya merambah ke kreasi pentas musik. Artis penyanyi dan grup musik ternama digarapnya. Skala nasional hingga mancanegara.
Semasa trend musik disko, Radio OZ pun menggelar pentas Lomba Disco & Tariannya. Pun Lomba Dangdut & Jogetnya di Stadion Siliwangi Bandung. Pada spasi 1986, tampak masif lewat kreasi pentas Djarum Rally Music yang digelar secara maraton di berbagai kota Jawa Barat. Berakhir di Kota Banjar yang menjadi moment “tinggal landas” kelompok Padhyangan ke pentas nasional. Masa Radio OZ yang menginspirasi.***
– imam wahyudi (iW)
