Sutoyo Abadi: Sudahlah, Bertobatlah
BANDUNGEDUN.COM– Kajian Politik Merah Putih mengutip kata bijak ada pepatah Jawa Sopo Siro Sopo Ingsun”, artinya : Janganlah menggurui, memerintah, serta mencampuri urusan orang lain tanpa ijin, apalagi memaksakan kehendak, biarlah masing-masing memilih prinsip, pandangan, keyakinan serta pemikiran mereka sendiri.
Lupa pepatah Jawa “Sopo Siro Sopo Ingsun. Saat ini tinggal memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa dan berkuasa. Kata Sutoyo Abadi di dalam Kajian Politik Merah Putih pada keterangan kepada media, Ahad 29/6/2025.
“Ketika hidup di Istana, dijaga, dikawal kemana pergi dilayani semua kebutuhan dan urusannya,” kata Sutoyo.
“Setelah lepas dari kekuasaan, mestinya bisa hidup dengan tenang, yang datang justru hidup penuh guncangan,” imbuhnya.
Lanjut dia, seperti air bah hujatan datang dari segala arah penuh kebencian dan sumpah serapah dalam hujatannya
Setiap malam hanya bisa meratapi diri, kesedihan merayap dalam dirinya, tidak ada lagi yang memuja dan menyembahnya.
Semalaman hanya berkawan dengan cecak berlarian, sesekali terdengar suara tokek dan gonggongan ajing dari kejauhan.
“Karena sakit, semalam tidak bisa tidur sekalipun telah menelan obat tidur, dengan mengingat waktu di pandu suara jam dinding dengan teratur memandu waktu,” ujarnya.
“Tatapan sebenarnya sudah hampa , jiwanya mulai kosong, hanya gelisah menyeruak sepanjang waktu,” terusannya.
“Lebih mengerikan karena kosong juga dari panduan agama, sebagai petunjuk jalan hidupnya,” Sutoyo menyindir seseorang.
Tidak mengerti hidup ini akan kemana, tetapi tahu setiap saat akan datang Malaikat menjemput ajalnya
“Tiba saatnya hanya menunggu sesuatu yang tidak pasti dan yang pasti hanyalah “kematian”. Tidak paham dan mempersiapkan diri ketika kematian tiba, ” ujarnya.
Mulai merasakan rumah megah ber AC, mobil mewah tak mampu lagi menyenangkan hatinya
Mulai sadar rumah mewah akan di tinggal, simpanan uang diberbagai Bank dalam luar negeri negeri dan semua asset akan di tinggal pula.
Lahiriyah hidupnya kering dengan amalan kebaikan untuk bekal hidup di alam kelanggengan.
“Saat berkuasa hanya menindas rakyat, tidak ada belas kasihnya kepada rakyat,” kata Sutoyo menukik.
“Selama ini terbuai dengan kekuasaan tenggelam dalam kehidupan dunia lupa akan menempuh jalan panjang dan kekal,” lanjutnya.
Kemudian dia berkata seusai Nash akan terjadi dan pasti akan terjadi, kehidupan dialam lain semua dari amal perbuatan selama hidupnya.
Kebahagiaan, kesenangan sepanjang masa atau siksaan sepanjang masa di alam kelanggengan itu sudah di beri tahu selama kehidupan di dunia.
“Hobinya berbohong, dusta, menipu merekayasa, menyiksa dan memenjarakan orang,” ia menandaskan.
“Masih ada waktu karena nyawa masih bersemayam dalam raganya, bertobatlah,” pinta Sutoyo.
Di akhir pernyataannya, Sutoyo mengatakan setelah menjadi manusia iblis yang tidak paham “Sopo Siro Sopo Ingsun”, prilakunya hanya hanya memaksa, merampas, menyiksa dan menyengsarakan orang lain.
“Jangan sampai karma hitam datang, tanpa ampunan Tuhan, dan bumi menolaknya ketika semuanya sudah berakhir harus masuk liang kuburnya,” tutupnya (Ys/BDG).
