27.7 C
Bandung
Friday, November 7, 2025

Buy now

Ganti Nama Islam Jadi Non-Islam, Buni Yani: Dedi Mulyadi Dinilai Hina Identitas Mayoritas Warga Jabar

BandungEDUN.COM — Pengamat politik dan media Asia Tenggara Buni Yani, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang dinilainya justru memicu kegaduhan identitas di tengah masyarakat. Ia menyesalkan keputusan Deddy yang mengganti sejumlah nama jalan bernuansa Islam menjadi nama-nama non-Islam, bahkan beberapa di antaranya mengadopsi nama tokoh-tokoh dari era kolonial Belanda.

KDM Highlights Youth Moral Crisis, Emphasizes Real Action“Seharusnya nama-nama peninggalan kolonial seperti Pasteur diganti dengan nama-nama yang lebih mencerminkan semangat kemerdekaan dan keislaman, bukan sebaliknya. Ini Jawa Barat, daerah dengan mayoritas penduduk Muslim yang taat. Mengapa justru nama-nama Islam dihapus?” ujar Buni Yani dalam keterangannya, Rabu (2/7/2025).

Ia menilai tindakan Dedi Mulyadi sangat kontraproduktif dengan aspirasi masyarakat Jawa Barat yang selama ini menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

“Alih-alih menyatukan, kebijakan ini malah bisa memicu polarisasi yang tidak perlu di tengah warga,” tambahnya.

Sebagai warga Depok, Buni merasa heran mengapa Gubernur Jabar terkesan sibuk mengurusi hal-hal simbolik yang tidak menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

“Seharusnya Pak Dedi fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi rakyat, pembangunan pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur dasar. Bukan malah sibuk mengganti nama jalan yang ujung-ujungnya menimbulkan kontroversi,” tegasnya.

Menurutnya, kebijakan tersebut bukan hanya mubazir, tetapi juga bisa menghambur-hamburkan anggaran daerah tanpa hasil nyata. Ia pun mengajak warga Jawa Barat untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan yang tidak memiliki urgensi itu.

“Jangan sampai kita larut dalam drama simbolik yang menyesatkan. Saatnya kita meminta Gubernur bekerja nyata untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk menimbulkan kegaduhan baru,” tutup Buni.

Di akhir pernyataannya, kritik ini semakin mempertegas bahwa publik kini mulai jenuh dengan manuver-manuver politik yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Kini, bola berada di tangan Gubernur Dedi Mulyadi: apakah akan mendengar suara rakyat, atau terus melaju dengan langkah-langkah kontroversialnya?. (Yoss-jaksat)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles