Kota Cimahi Gelar Pasanggiri Kreasi Upacara Mapag Panganten Sunda ke 5 Tingkat Jawa Barat
Oleh Hermana HMT*
DALAM budaya Sunda, upacara mapag pangantin (menjemput pengantin) merupakan salah satu prosesi sakral dalamrangkaian pernikahan adat. Upacara ini tidak hanyamelambangkan penyatuan dua keluarga, tetapi juga menjadirepresentasi nilai-nilai lokal seperti kesantunan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur.
Namun, seiring berjalannya waktu dan pengaruh modernisasi serta globalisasi, sebagian masyarakat mulai kehilangan keterhubungan dengan tradisi tersebut. Generasi mudasemakin kurang memahami makna dibalik upacara mapag pangantin.
Sebagai salah satu ritual penting dalam pernikahan adat Sunda, upacara mapag pangantin mulai jarang dilaksanakan secara utuh. Nilai-nilai lokal tergeser dan kian asing bagi generasi muda. Jika tidak segera diupayakan pemulihan dan pengembangan dalam bentuk penyajiannya, tradisi hilang atau bergeser dari makna aslinya. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi yang tetap menghormati akar budaya sekaligus menyajikannya dalam format yang lebih segar dan relevan.
Adanya Pasanggiri (Festival) Kreasi Upacara Mapag Pengantin Sunda bertujuan untuk menjembatani warisan budaya dengan kreatifitas masa kini. Lewat pasanggiri ini, diharapkan masyarakat dapat kembali mengenali serta mencintai budaya sendiri melalui pendekatan yang atraktif, edukatif, dan partisipatif, seperti pertunjukan seni, pameranbusana, dan kreasi visual dari prosesi mapag pengantin. Dengan mengangkat kembali elemen tradisional dalam kemasan kekinian, pasanggiri ini menjadi wadah pelestariansekaligus inovasi budaya Sunda yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Pasanggiri hadir sebagai solusi untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan pendekatan kreatif yang tetap berpijak pada nilai-nilai budaya asli. Melalui kemasan baruyang segar dan partisipatif, diharapkan tradisi mapag pengantin dapat kembali dikenal, dipahami, dan dicintai oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda.
Perhelatan budaya ini menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya masyarakat, khususnya di tengah dinamika global yang terus berkembang. Melalui perpaduan antara nilai-nilai tradisional dan inovasi kreatif, pasanggiri membuka ruang bagi masyarakat untuk kembali terhubung dengan warisan leluhur secara lebih menarik dan bermakna. sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem budaya yang inklusif, edukatif, dan berkelanjutan.
Dalam upaya merelisasikan hal tersebut di atas, bekerjasamadengan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC), Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi menyelenggarakan Pasanggiri Kreasi Upacara Mapag Panganten Sunda ke-5 se Jawa Barat tahun 2025. Kegiatanberlangsung pada 25-26 Juli 2025 di Gedung Cimahi Technopark, Baros Kota Cimahi. Diikuti oleh 20 peserta dari komunitas seni perwakilan Kota/Kabupaten di Jawa Barat dan penampilan 7 Kirab Pengantin Nusantara dari Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali dan Papua.
Adapun rangkaian kegiatan lain terdiri dari Bazzar Kuliner & UMKM, Wedding Expo, Lomba Mewarnai, Lomba Make Up, Pasanggiri Jaipongan, pertunjukan seni, serta dimeriahkan pula penampilan pembuka oleh Pertunjukan Komunitas Lengser Ambu Jawa Barat dan Swarantara Grup (Kota Bandung) sebagai Juara 1 Pasanggiri Kreasi Upacara Mapag Panganten Sunda ke-4 se jawa barat tahun 2023. SedangkanJuri yang terlibat sebanyak 5 orang dari kalangan seniman, budayawan, akademisi, kritikus seni dan entertainer.
Harapan besar dari kegiatan ini adalah mampu melakukan penguatan identitas budaya daerah. Menjadikan upacara adatmapag panagnten sebagai simbol kekayaan budaya Sundayang mesti dilestarikan, dikembangkan, dan dibanggakan oleh generasi muda masa kini juga mendatang. Adanya inovasi dengan menciptakan model pelestarian budaya yang dinamisdan relevan dengan perkembangan zaman. Terjadinya peningkatan partisipasi publik sehingga pasangiri bersifat inklusif dan partisipatif, mendorong keterlibatan masyarakat dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, seniman, budayawan, hingga pelaku ekonomi lokal.
Sisi lainnya ajang seperti ini dapat mendorong potensi UMKM, industri seni, dan produk kreatif berbasis budaya sebagai bagian dari ekosistem sebuah festival, sehingga turut menggerakkan roda ekonomi lokal. Selain itu, juga menjadimedia edukatif bagi masyarakat luas untuk memahami nilai-nilai luhur dalam prosesi adat melalui pendekatan naratif, visual, dan interaktif, sekaligus membuka peluang kolaborasi antara pemerintah, komunitas budaya, institusi pendidikan, media, dan sektor swasta dalam mendukung pelestarianbudaya secara berkelanjutan.
Kota Cimahi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang tengah mengembangkan konsep Smart City sebagai strategi pembangunan berbasis teknologi dan inovasi. Dalamkerangka ini, sektor pariwisata budaya menjadi salah satufokus utama dalam mewujudkan smart branding dan smart economy, mengingat potensi lokal yang kaya akan tradisi, khususnya budaya Sunda.
*)Hermana HMT adalah pelaku budaya, ketua Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi Kota Cimahi.