BandungEdun.com — Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof. Amien Rais menyoroti memudarnya pengaruh politik Joko Widodo (Jokowi) pasca-jabatan presiden. Amien menilai Jokowi telah melakukan kerusakan sistematis terhadap demokrasi, diakhiri dengan manuver politik yang dianggap sebagai upaya membangun dinasti.
Menurut Amien, setelah 10 bulan tidak menjabat, peran politik Jokowi semakin “kerempeng, kempes, dan tanpa makna.” Ia menyebut, tawaran basa-basi dari beberapa partai besar untuk Jokowi bergabung tidak berhasil. Rencana Jokowi untuk mendirikan partai sendiri, yang dinamakan Partai Super Terbuka, juga dinilai gagal total karena nama Jokowi tidak lagi memiliki bobot politik dan rencananya dianggap “dagelan”.
“Jokowi sudah kehilangan relevansi. Tidak ada lagi menteri yang menyambangi Jokowi di rumahnya di Solo,” ujar Amien lewat akun channel YouTube-nya, yang diunggah Selasa (5/8/2025).
Amien juga mengkritik gagasan untuk mencalonkan Jokowi sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Usulan tersebut dianggapnya sebagai lelucon, mengingat jabatan tersebut membutuhkan kualifikasi yang sangat tinggi dan persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, termasuk lima negara pemegang hak veto. Amien menyebut, sosok seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Prabowo Subianto dinilai lebih pantas untuk posisi tersebut.
Lebih lanjut, Amien Rais mengutip ekonom terkemuka, Dr. Anthony Budiman, yang menyebut Jokowi telah merusak demokrasi dengan mengkooptasi berbagai lembaga negara, termasuk DPR dan kepolisian. Amien menuduh Jokowi melakukan manipulasi hukum untuk menjadikan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden.
“Ini bukan hanya praktik nepotisme, tetapi juga bentuk manipulasi hukum untuk kepentingan politik keluarga,” tegasnya.
Amien menduga, Jokowi saat ini semakin resah dan bingung karena menteri-menterinya enggan menemuinya. Ia menyebut hanya Pratikno dan Muhadjir Effendy yang masih setia.
Mantan Ketua Umum PAN ini juga mendukung usulan pemakzulan Gibran oleh tokoh-tokoh purnawirawan TNI. Menurutnya, langkah ini perlu diproses oleh MPR agar “Jokowi tidak bermimpi yang aneh-aneh”. Amien menegaskan bahwa Indonesia harus dibangun kembali setelah dirusak “secara total, sistematik, dan terencana” selama satu dekade.
Ia mengakhiri kritiknya dengan menyebut Jokowi sebagai “Mr. Toxic and Poisonous” yang tidak boleh lagi mengganggu Indonesia. Amien Rais juga berpesan agar bangsa Indonesia tidak lagi memilih pemimpin yang memiliki “kesetiaan ganda” dan mendesak KPU untuk lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon pemimpin di masa depan. (RIS/be)
